Senin, 01 Februari 2016

Apologize and Forgive


Dalam kehidupan manusia tidak pernah luput dari sebuah kekhilafan, kesalahan maupun konflik. Setiap manusia pasti memiliki keegoisan, dalam takaran yang berbeda. Keegoisan adalah sifat alamiah manusia yang tidak bisa dihilangkan. Keegoisan kerap menjadi penyebab utama dalam konflik. Setiap manusia pasti lebih mentingkan kepentingan pribadinya. Bahkan terkadang tak ada manusia yang mau disalahkan atas sebuah peristiwa. Namun pada hakikatnya sebuah masalah tidak akan pernah selasai jika hanya mencari siap yang salah dan siapa yang benar.
Memintaa maaf adalah suatu bentuk kedewasaan diri. Meminta maaf bukanlah hal yang mudah. Gengsi, semua manusia pasti mengenal gengsi adalah bentuk kesombongan. Dalam suatu permasalahan gengsi adalah penghalang terbesar dalam penyelesaian masalah. Akan tetapi sudah wajib hukumnya kita meminta maaf jika kita salah. Dan akan lebih baik lagi jika kita mau mengalah untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin.
Meminta maaf tidaklah mudah tetapi memaafkan jauh lebih sulit. Setiap manusia pasti memiliki amarah yang terkadang membakar hati. Tidak semua manusia mau menerima sebuah kesalahan. Amarah yang tak kunjung padam akan terus berkobar menjadi kebencian. Kebencian itu akan membakar semua kebaikan seseorang, lalu menjadi dendam yang membara. Dendam adalah racun yang membunuh hati secara perlahan. Memaafkan bukanlah sebuah kewajiban tetapi memaafkan adalah bentuk kemuliaan hati seseorang. Meskipun pada hakikatnya sebuah luka tidak akan mudah sembuh terlebih hanya dengan kata maaf.
Sebagai manusia yang baik sudah seharusnya kita menyadari kesalahan kita lalu minta maaf tanpa perduli dengan gengsi. Dan sebaiknya kita menyadari bahwa kita pernah melakukan kesalahan dan memaafkan kesalahan orang lain.


Meminta maaf memang tidak merubah masa lalu tetapi hati yang tulus memaafkan akan memperindah masa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar